Perhimpunan Indonesia ( Indische Veereninging )
1.Perhimpunan Indonesia ( Indische
Veereninging )
Pada tahun 1908 di Negri Belanda
berdirilah organisai para mahasiswa Indonesia yang belajar di sana . Semula
organisasi ini bernama Indische Veereninging . Pendirinya antara lai : Sultan
Kesayangan dan P.N.Noto Suroto . Tujuan organisasi ini adalah untuk memajukan
kepentingan bersama dan orang – orang yang berasal dari Indonesia di Belanda .
Semula, gagasan
nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti indisch
(Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan
itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang
Indonesia)\
Pada September 1922, saat pergantian
ketua antara Dr. Soetomo
dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu
istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah
tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik
Etis. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk menerbitkan kembali
majalah Hindia Poetra dengan Mohammad
Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman
dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali Hindia
Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2
edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah
industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.[
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, Indonesische
mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi
kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun 1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua,
nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka.
Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini
resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta menjadi Voorzitter
(Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap
ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian
menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar
negeri Belanda.
Tokoh-tokoh lain yang menjadi
anggota organisasi ini antara lain: Achmad
Soebardjo, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold
Mononutu, '''Soedibjo
Wirjowerdojo''', Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdul Madjid, Sutan
Sjahrir, Sutomo,
Ali Sastroamidjojo, dll.
2.Akhir organisasi dan dikuasai komunis
ü Dipimpin Hatta
Pada 1926, Mohammad
Hatta diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging. Di
bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih
banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di Indonesia
dengan memberikan banyak komentar di media massa
di Indonesia.
Semaun dari PKI datang kepada Hatta
sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum
kepada PI. Stalin
membatalkan keinginan Semaun dan sebelumnya Hatta memang belum bisa percaya
pada PKI.